Sekitar 40% Pria Jepang Tidak Dapat Tidur Nyenyak Karena Tekanan Pekerjaan
Sebuah isu kontroversial terkait sejumlah kasus bunuh diri yg melibat para karyawan berusia muda yang berkerja di perusahaan iklan besar Jepang, Dentsu, tengah menjadi sorotan menyusul info mengenai kondisi para karyawan dan buruh yg mengalami kerja berat berlebihan di Jepang. Investigasi yg dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah perusahaan Jepang mengungkap berbagai efek dari praktik kerja yg kurang sehat ini.
Dentsu ditenggarai memaksa karyawan kerja lembur untuk mencegah penumpukan pekerjaan, yg menyalahi aturan mengenai batasan kerja lembur hingga jam 10 malam. Hal ini yg diduga menjadi menyebab tekanan kerja yg dialami sejumlah karyawan perusahaan di Jepang.
Mungkin ini sedikit mengejutkan, karena sebenarnya banyak orang tidak bisa tidur karena tekanan pekerjaan yg mereka alami saat berada di kantor atau perusahaan tempat mereka bekerja. Mungkin kamu bertanya-tanya ada berapa banyak pria Jepang yg mengalami hal seperti ini? Sebuah survei menunjukkan bahwa sekitar 30-40% pria Jepang tidak bisa tidur akibat tekanan pekerjaan, terutama pada segmen pria usia kerja (20 hingga 50 tahun). Hal ini merujuk pada hasil berbagai survei terkait masalah kesehatan dan nutrisi masyarakat Jepang yg diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan, Buruh, dan Kesejahteraan Jepang seminggu yg lalu.
Survei ini mengambil sampel lebih dari 7.000 warga Jepang usia kerja yg menunjukkan hasil bahwa 40% pria dan wanita tidur kurang dari enam jam sehari. Hasil survei ini menunjukkan tajamnya peningkatan sejak sepuluh tahun yg lalu dimana pada saat itu hanya 28% warga Jepang yg mengalami hal tersebut. Umumnya dokter menganjurkan kepada orang-orang yg mengalami hal tersebut untuk tidur selama delapan jam agar tetap sehat.
Untuk wanita pada rentang usia yg serupa, masalah ini lebih diakibatkan oleh fokus pada smartphone, game, dan sebagainya (33% wanita pada usia 20 tahunan) & membesarkan anak (32% wanita pada usia 30 tahunan.)
Hasil dari survei ini juga mengungkapkan bahwa generasi muda, khususnya pada para gadis berusia muda; memiliki pola makan yg buruk dibandingkan orang-orang yang berusia 60 tahun. Dikatakan bahwa mereka memilih untuk makan diluar dan menikmati cemilan daripada memakan masakan rumah yg lebih sehat.
Hasil ini menunjukkan bahwa warga Jepang sama seperti warga kontemporer dibelahan Bumi mana pun, terlalu banyak aktivitas, terlalu banyak bekerja, sedikit waktu untuk bersantai dan menikmati kehidupan mereka.
Leave a Comment